Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan Refleksinya
Artikel ini disusun oleh Istifaiyah, S. Pd, seorang guru di SMP N 1 Mlonggo sebagai penugasan Calon Guru Penggerak Angkatan 5 tentang Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.
Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu tokoh pendidikan di Indonesia yang sangat inspiratif. Beliau seorang guru besar yang pemikirannya akan selalu digunakan sepanjang masa. Menurut beliau, pendidikan itu adalah proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat. Pendidik/ guru itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Pendidikan harus sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman murid.
Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar. Tujuan pendidikan adalah menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya, manusia yang merdeka. Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.
Pendidikan yang menghamba pada anak. Maksud dari pemikiran ini adalah pendidikan yang berpusat pada anak. Bukan pendidikan yang menyesuaikan kemauan anak, melainkan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Bermain merupakan salah satu kodrat anak. Pendidikan pun dapat diwujudkan dalam sebuah permainan sederhana. Selain itu juga dapat diwujudkan melalui budaya/ tradisi yang menjadi kearifan lokal suatu tempat, misalnya di Kabupaten Jepara dapat diimplementasikan dalam sambatan, sedekah bumi, sedekah laut dan kegiatan lain yang melibatkan religius toleransi.
Setelah mempelajari dan mendalami pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara saya memahami tujuan utama pendidikan. Pencapaian kurikulum dan nilai yang bagus bukanlah tujuan utama. Tujuan pendidikan adalah menuntun anak agar memperoleh keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia merdeka. Anak bukanlah kertas kosong. Anak lahir dengan kodrat yang masih samar. Tugas kitalah sebagai pendidik untuk menebalkan laku siswa agar menjadi manusia seutuhnya.
Saya berharap setelah mendalami modul ini saya dapat mengajar dengan lebih baik lagi, tulus dan ikhlas. Saya akan memberikan pengajaran yang berpihak pada siswa dengan senantiasa memperhatikan kebutuhan siswa. Setiap siswa adalah unik. Siswa dengan kebutuhan berbeda pun akan mendapatkan perlakuan berbeda sesuai kebutuhan mereka.
Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa, pembelajaran di kelas pun harus bervariasi. Pembelajaran dilakukan secara klasikal dan juga kelompok. Ada kalanya pembelajaran diselingi dengan permainan agar siswa merasa lebih segar. Di era sekarang anak mulai belajar dengan menggunakan gawai melalui permainan seperti quiziz, aplikasi geogebra ataupun games edukasi yang lain.
Adanya kegiatan peringatan hari besar dan dies natalis sekolah juga mengajarkan siswa dalam hal bermasyarakat dan bekerja sama dengan teman sekelasnya. Siswa bersama-sama mempersiapkan lomba kebersihan kelas dan juga pentas seni. Siswa bebas membuat kreativitas sendiri. Guru sebagai among mengarahkan bagaimana siswa bergaul yang baik dengan temannya, bekerja sama dalam keberagaman untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
Aksi Nyata topik Merdeka Belajar: https://drive.google.com/file/d/11RldAufNMXiTj9rx6Exa9J_l17JRrLID/view?usp=share_link
Youtube Aksi Nyata Merdeka Belajar:
Komentar
Posting Komentar